ABSTRAK: Bioetanol telah dipercaya sejak lama untuk menjadi bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil. Salah satu fungi yang memiliki potensi besar dalam pengembangan riset bioetanol adalah Rhizopus sp. karena jamur tersebut memiliki enzim glukoamilase yang dapat mengubah pati menjadi glukosa, serta metabolismenya mampu mengkonversi glukosa menjadi alkohol sehingga tahap sakarifikasi dan fermentasi dapat berjalan secara simultan.
Penelitian ini memfokuskan pada penggalian potensi tersebut pada inokulum 3 spesies Rhizopus, yaitu R.oryzae, R.oligosporus, dan R.stolonifer melalui optimasi konsentrasi substrat dan inokulum. Pemantauan kinerja ketiga jamur tersebut diobservasi melalui aktivitas sel yang diwakili oleh tingkat penguraian pati dan pembentukan biomassa, serta kadar etanol dalam substrat akhir hasil fermentasi yang diukur dengan titrasi redoks sehingga diperoleh satuan persentase atau jumlah etanol dalam gram/100mL substrat kerja. Variasi substrat yang digunakan dalam optimasi tahap pertama antara lain medium tapioka 10%, 15%, 20%, dan 22% (w/v), sedangkan variasi inokulum yang digunakan dalam optimasi tahap kedua adalah 4 x 105, 4 x 106, dan 4 x 107 spora/mL. Pada optimasi tahap pertama, produksi etanol tertinggi dihasilkan dari medium tapioka 20%, dengan efisiensi konversi sebesar 28,12% untuk R.oryzae, 16,64% untuk R.oligosporus, dan 16,02% untuk R.stolonifer.
Pada optimasi tahap kedua, produksi etanol tertinggi dihasilkan dari inokulum yang berjumlah 4 x 107 spora/mL, dengan efisiensi konversi sebesar 45,07% untuk R.oryzae, 45,19% untuk R.oligosporus, dan 46,44% untuk R.stolonifer. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga jamur memiliki kemampuan alami untuk memproduksi etanol dengan efisiensi konversi 45-46% menggunakan komposisi substrat yang terdiri dari 20% tepung tapioka (w/v) dan inokulum sebanyak 4 x 107 spora/mL.
Penelitian ini memfokuskan pada penggalian potensi tersebut pada inokulum 3 spesies Rhizopus, yaitu R.oryzae, R.oligosporus, dan R.stolonifer melalui optimasi konsentrasi substrat dan inokulum. Pemantauan kinerja ketiga jamur tersebut diobservasi melalui aktivitas sel yang diwakili oleh tingkat penguraian pati dan pembentukan biomassa, serta kadar etanol dalam substrat akhir hasil fermentasi yang diukur dengan titrasi redoks sehingga diperoleh satuan persentase atau jumlah etanol dalam gram/100mL substrat kerja. Variasi substrat yang digunakan dalam optimasi tahap pertama antara lain medium tapioka 10%, 15%, 20%, dan 22% (w/v), sedangkan variasi inokulum yang digunakan dalam optimasi tahap kedua adalah 4 x 105, 4 x 106, dan 4 x 107 spora/mL. Pada optimasi tahap pertama, produksi etanol tertinggi dihasilkan dari medium tapioka 20%, dengan efisiensi konversi sebesar 28,12% untuk R.oryzae, 16,64% untuk R.oligosporus, dan 16,02% untuk R.stolonifer.
Pada optimasi tahap kedua, produksi etanol tertinggi dihasilkan dari inokulum yang berjumlah 4 x 107 spora/mL, dengan efisiensi konversi sebesar 45,07% untuk R.oryzae, 45,19% untuk R.oligosporus, dan 46,44% untuk R.stolonifer. Berdasarkan perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketiga jamur memiliki kemampuan alami untuk memproduksi etanol dengan efisiensi konversi 45-46% menggunakan komposisi substrat yang terdiri dari 20% tepung tapioka (w/v) dan inokulum sebanyak 4 x 107 spora/mL.
Kata Kunci: Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus, Rhizopus stolonifer, bioetanol, fermentasi alkoholik, pati tepung tapioka, enzim glukoamilase
Tidak ada komentar:
Posting Komentar