ABSTRAK : Mannan yang banyak terdapat pada limbah perkebunan merupakan sumber biomasa setelah selulosa dan xylan yang masih belum banyak dimanfaatkan. Selama ini pemanfaatan biomasa mannan, terutama dari limbah bungkil kelapa sawit dan kopra, lebih ditujukan untuk pakan ternak dengan tingkat efesiensi penyerapan yang rendah. Kemajuan teknologi glikosains dan glikoteknologi memberikan manfaat tinggi dalam produksi berbagai oligosakarida yang diketahui fungsinya sebagai komponen pangan fungsional.
Dari degradasi mannan dengan beberapa jenis enzim mannanase dapat diperoleh mannose dan mannooligosakarida yang berfungsi sebagai komponen pangan fungsional karena berfungsi sebagai prebiotik. Limbah biomasa dari industri perkebunan, pertanian dan hasil hutan di Indonesia yang mengandung polisakarida mannan, terutama limbah dari produksi minyak kelapa sawit, kopra dan kopi, bisa dimanfaatkan untuk produksi mannosa dan manno-oligosakarida. Dari proses produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil, CPO) dihasilkan limbah berupa lumpur sawit dan bungkil inti sawit. Sekitar 20 ~ 40% komposisi serat dari bungkil inti ini adalah beta-mannan.
Untuk proses fermentasi, pada tahap awal, dilakukan analisa kandungan zat dan preparasi mannan dari bungkil inti kelapa sawit. Kondisi optimum preparasi awal dengan hidrolisis katalisis bungkil kelapa sawit adalah pada penggunaan 150 g/L substrat dalam air, 2% katalis, suhu 110oC yang dilakukan selama 1.0 jam.. Proses hidrolisis 250 g/L bungkil dalam air dengan 2% massa katalis dan pemanasan hingga 90oC selama 1.5 jam diikuti proses pengendapan dengan aseton 1:1 menghasilkan sampel dengan konsentrasi mannan 19,1% massa.
Hasil hidrolisis substrat bungkil inti kelapa sawit dengan menggunakan mikroba selektif yaitu dari spesies Streptomyces dan Saccharoployspora (koleksi BTCC) menunjukan bahwa secara kualitatif senyawa oligosakarida terbentuk. Kedua isolat bakteri tersebut memproduksi enzim mannanase dengan spesifik aktivitas tertinggi setelah 24 jam masa fermentasi.
Untuk proses fermentasi, pada tahap awal, dilakukan analisa kandungan zat dan preparasi mannan dari bungkil inti kelapa sawit. Kondisi optimum preparasi awal dengan hidrolisis katalisis bungkil kelapa sawit adalah pada penggunaan 150 g/L substrat dalam air, 2% katalis, suhu 110oC yang dilakukan selama 1.0 jam.. Proses hidrolisis 250 g/L bungkil dalam air dengan 2% massa katalis dan pemanasan hingga 90oC selama 1.5 jam diikuti proses pengendapan dengan aseton 1:1 menghasilkan sampel dengan konsentrasi mannan 19,1% massa.
Hasil hidrolisis substrat bungkil inti kelapa sawit dengan menggunakan mikroba selektif yaitu dari spesies Streptomyces dan Saccharoployspora (koleksi BTCC) menunjukan bahwa secara kualitatif senyawa oligosakarida terbentuk. Kedua isolat bakteri tersebut memproduksi enzim mannanase dengan spesifik aktivitas tertinggi setelah 24 jam masa fermentasi.
Kata kunci: Bungkil inti kelapa sawit, mannan, mannosa, manno-oligosakarida, pangan fungsional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar