ABSTRAK : Alasan petani mengambil keputusan untuk mengikuti proses sertifikasi organik biasanya berdasarkan keuntungan sosio-ekonomis, misalnya price premium (harga yang lebih tinggi dari harga pasar) dan mengurangi pemakaian kimia di lahan mereka karena pemakaian ini mahal dan bisa merugikan petani. Meskipun demikian, keuntungan proses sertifikasi juga bermanfaat karena memperkuat kemitraan setempat, dan memperluas akses informasi petani. Kemitraan setempat berperan penting dalam memberi informasi kepada petani dalam proses sertifikasi kopi organik.
Selain itu, melalui kemitraan dengan LSM lokal, yaitu petani bisa mengakses informasi dari LSM yang lain dan kemitraan perdagangan yang lebih luas. Tujuan penelitian ini adalah kemitraan antara petani Pusung Kejen dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Yayasan Pengembang Kreativitas Generasi Muda (YPKGM), yang berada di Lumajang, Jawa Timur. Studi kasus ini dipilih karena merupakan contoh yang baik tentang peran penting kemitraan setempat, khususnya dalam hal memberikan informasi dan pengambilan keputusan.
Fokus penelitian ini adalah untuk memahami cara petani Pusung Kejen yang didampingi oleh YPKGM, dalam proses sertifikasi kopi organik. Yang dijadikan fokus utama adalah tingkat dasar pengetahuan baik petani maupun YPKGM dalam penyebaran informasi melalui kemitraan itu, dan keterbatasan apa yang ada di tingkat petani dan di tingkat LSM. Data penilitian ini dianalisis secara kualitatif. Sebagian besar data ini dikumpulkan dengan teknik wawancara formal yang semi-struktur. Informan utama dalam penelitian ini adalah enam belas petani Pusung Kejen yang lahannya sedang disertifikasi, staf YPKGM, dan manejer program VECO Indonesia yang berada di Bali. Kantor cabang LSM itu membantu YPKGM dengan dana dan pelatihan. Pengamatan dan percakapan informal juga merupakan teknik penelitian yang dipakai. Peneliti diberi kesempatan untuk mengamati kegiatan sehari-hari kantor YPKGM, dan kerja lapangan mereka, termasuk mengikuti salah satu pertemuan rutin antara petani Pusung Kejen dan staf YPKGM dan mengikuti sesi pengetesan kualitas yang diadakan di kantor YPKGM.
Penelitian lapangan ini didukung oleh berbagai sumber akademik, termasuk jurnal-jurnal akademik dan sumber media. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif-kualitatif. Proses penyaluran informasi dari YPKGM kepada petani Pusung Kejen digambarkan secara rinci, dengan fokus kepada keterbatasan yang dihadapi oleh keduanya. Peranan YPKGM dalam memberitahu petani ternyata sangat penting, karena akses informasi petani sangat terbatas. Selama proses meneliti tentang hubungan antara YPKGM dan petani Pusung Kejen telah terbukti bahwa kemampuan YPKGM untuk mendampingi petani melalui proses ini juga terbatas. Persoalan pertama adalah bahwa YPKGM mengalami kesulitan memberitahu petani, sebab petani itu tinggal di daerah yang terpencil dan tidak bisa dihubungi secara mudah. Selain itu, walau sertifikasi kopi organik sekarang sangat diperhatikan, organisasi ini juga melakukan kegiatan lain yang menambah kesibukkan YPKGM. Keterbatasan akses informasi YPKGM memang juga ada, khususnya karena kekurangan staf YPKGM dalam penguasaan bahasa asing yang sangat penting untuk mengakses informasi dalam bidang perdagangan kopi, khususnya bahasa Inggris. Selain itu karena adanya jarak yang sangat panjang antara LSM itu dan pasar konsumen kopi organik, yang biasanya berada di luar Indonesia (negara-negara maju) juga merupakan hambatan mereka.
Solusi masalah yang dihadapi YPKGM dalam akses informasi mungkin sudah ada; yaitu, jaringan LSM yang bisa diakses oleh YPKGM. Sumber yang bisa ditemui dalam jaringan ini belum dimanfaatkan secara optimal, khususnya dalam hal mencari pasar konsumen. Akan tetapi, proses sertifikasi ini masih awal dan seandainya YPKGM akan mencari cara yang berbeda untuk memperbaiki keterbatasan mereka kepada informasi yang penting. Mereka akan mencoba teknik yang baru untuk memberitahu petani Pusung Kejen itu.
Oleh karena itu, perkembangan pada masa depan pasti akan menarik untuk penelitian selanjutnya. Rekomendasi bagi peneliti lain adalah untuk mengamati apakah proses sertifikasi ini memang meningkatkan akses informasi baik petani Pusung Kejen maupun staf YPKGM. Hubungan antara LSM yang memberikan informasi kepada YPKGM dan YPKGM diri sendiri juga bisa diteliti lebih mendalam, sehingga saran bisa diajukan terhadap bagaimana penyaluran informasi di jaringan ini bisa diperbaiki.
teks lengkap >>
Selain itu, melalui kemitraan dengan LSM lokal, yaitu petani bisa mengakses informasi dari LSM yang lain dan kemitraan perdagangan yang lebih luas. Tujuan penelitian ini adalah kemitraan antara petani Pusung Kejen dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Yayasan Pengembang Kreativitas Generasi Muda (YPKGM), yang berada di Lumajang, Jawa Timur. Studi kasus ini dipilih karena merupakan contoh yang baik tentang peran penting kemitraan setempat, khususnya dalam hal memberikan informasi dan pengambilan keputusan.
Fokus penelitian ini adalah untuk memahami cara petani Pusung Kejen yang didampingi oleh YPKGM, dalam proses sertifikasi kopi organik. Yang dijadikan fokus utama adalah tingkat dasar pengetahuan baik petani maupun YPKGM dalam penyebaran informasi melalui kemitraan itu, dan keterbatasan apa yang ada di tingkat petani dan di tingkat LSM. Data penilitian ini dianalisis secara kualitatif. Sebagian besar data ini dikumpulkan dengan teknik wawancara formal yang semi-struktur. Informan utama dalam penelitian ini adalah enam belas petani Pusung Kejen yang lahannya sedang disertifikasi, staf YPKGM, dan manejer program VECO Indonesia yang berada di Bali. Kantor cabang LSM itu membantu YPKGM dengan dana dan pelatihan. Pengamatan dan percakapan informal juga merupakan teknik penelitian yang dipakai. Peneliti diberi kesempatan untuk mengamati kegiatan sehari-hari kantor YPKGM, dan kerja lapangan mereka, termasuk mengikuti salah satu pertemuan rutin antara petani Pusung Kejen dan staf YPKGM dan mengikuti sesi pengetesan kualitas yang diadakan di kantor YPKGM.
Penelitian lapangan ini didukung oleh berbagai sumber akademik, termasuk jurnal-jurnal akademik dan sumber media. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik deskriptif-kualitatif. Proses penyaluran informasi dari YPKGM kepada petani Pusung Kejen digambarkan secara rinci, dengan fokus kepada keterbatasan yang dihadapi oleh keduanya. Peranan YPKGM dalam memberitahu petani ternyata sangat penting, karena akses informasi petani sangat terbatas. Selama proses meneliti tentang hubungan antara YPKGM dan petani Pusung Kejen telah terbukti bahwa kemampuan YPKGM untuk mendampingi petani melalui proses ini juga terbatas. Persoalan pertama adalah bahwa YPKGM mengalami kesulitan memberitahu petani, sebab petani itu tinggal di daerah yang terpencil dan tidak bisa dihubungi secara mudah. Selain itu, walau sertifikasi kopi organik sekarang sangat diperhatikan, organisasi ini juga melakukan kegiatan lain yang menambah kesibukkan YPKGM. Keterbatasan akses informasi YPKGM memang juga ada, khususnya karena kekurangan staf YPKGM dalam penguasaan bahasa asing yang sangat penting untuk mengakses informasi dalam bidang perdagangan kopi, khususnya bahasa Inggris. Selain itu karena adanya jarak yang sangat panjang antara LSM itu dan pasar konsumen kopi organik, yang biasanya berada di luar Indonesia (negara-negara maju) juga merupakan hambatan mereka.
Solusi masalah yang dihadapi YPKGM dalam akses informasi mungkin sudah ada; yaitu, jaringan LSM yang bisa diakses oleh YPKGM. Sumber yang bisa ditemui dalam jaringan ini belum dimanfaatkan secara optimal, khususnya dalam hal mencari pasar konsumen. Akan tetapi, proses sertifikasi ini masih awal dan seandainya YPKGM akan mencari cara yang berbeda untuk memperbaiki keterbatasan mereka kepada informasi yang penting. Mereka akan mencoba teknik yang baru untuk memberitahu petani Pusung Kejen itu.
Oleh karena itu, perkembangan pada masa depan pasti akan menarik untuk penelitian selanjutnya. Rekomendasi bagi peneliti lain adalah untuk mengamati apakah proses sertifikasi ini memang meningkatkan akses informasi baik petani Pusung Kejen maupun staf YPKGM. Hubungan antara LSM yang memberikan informasi kepada YPKGM dan YPKGM diri sendiri juga bisa diteliti lebih mendalam, sehingga saran bisa diajukan terhadap bagaimana penyaluran informasi di jaringan ini bisa diperbaiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar