ABSTRAK : Penelitian mengenai potensi minyak Jarak dan Kelapa Sawit sebagai sumber energi terbarukan telah banyak dilaporkan. Namun demikian, alga pun memiliki potensi yang menjanjikan sebagai sumber energi terbarukan untuk bahan baku produksi biodiesel.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis makroalga air tawar yang mengandung kadar minyak tinggi yang dapat dikonversi menjadi biodiesel. Sampel makroalga hijau air tawar dikoleksi dari kolam dan sungai di Kebun Raya Bogor, sawah di Dago Biru (Bandung), Danau Lido di Sukabumi, dan Danau Situ Bagendit di Garut.
Sampel makroalga selanjutnya dibersihkan dan dikeringkan dengan cara dijemur selama 1-2 hari lalu ditimbang dan kemudian dikeringkan kembali di dalam oven dengan suhu 60oC selama 2-3 hari hingga diperoleh berat kering yang konstan. Sampel alga yang telah kering lalu diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksan selama 2x24 jam, kemudian dipartisi dengan metanol dan dilakukan penghilangan pigmen yang terlarut dengan menggunakan karbon aktif selama 2-3 hari.
Hasil ekstraksi kemudian diuapkan dengan vacuum evaporator dan diperoleh minyak alga. Kualitas minyak alga hasil ekstraksi selanjutnya dianalisis berdasarkan nilai angka asam, angka penyabunan dan angka iodium menggunakan metode standar, yaitu berturut-turut FBI-A01-03, FBIA03-03 dan FBI-A04-03. Hasil analisis kuantifikasi kadar minyak makroalga yang diuji menunjukkan Nitella sp. 0,61% b/b, Cladophora sp. 0,57% b/b, Hydrodictyon sp. 0,54% b/b, Chara sp. 0,3% b/b, dan Spirogyra sp. 0,15% b/b.
Hasil pengujian kualitas minyak makroalga menunjukkan angka asam pada kisaran 55-143 mg KOH/g yang mengindikasikan kondisi asam tinggi pada minyak alga tersebut, angka penyabunan dengan nilai 400-500 mg KOH/g menunjukkan minyak alga memiliki rantai karbon yang pendek yaitu berada pada kisaran asam butirat (C-4) sehingga lebih cocok dimanfaatkan sebagai sumber pangan (seperti suplemen) dan pakan ternak, dan angka iodium pada kisaran 3-28 g I2/100 g yang berada pada kisaran persyaratan standar bahan baku biodiesel.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jenis makroalga air tawar yang mengandung kadar minyak tinggi yang dapat dikonversi menjadi biodiesel. Sampel makroalga hijau air tawar dikoleksi dari kolam dan sungai di Kebun Raya Bogor, sawah di Dago Biru (Bandung), Danau Lido di Sukabumi, dan Danau Situ Bagendit di Garut.
Sampel makroalga selanjutnya dibersihkan dan dikeringkan dengan cara dijemur selama 1-2 hari lalu ditimbang dan kemudian dikeringkan kembali di dalam oven dengan suhu 60oC selama 2-3 hari hingga diperoleh berat kering yang konstan. Sampel alga yang telah kering lalu diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut n-heksan selama 2x24 jam, kemudian dipartisi dengan metanol dan dilakukan penghilangan pigmen yang terlarut dengan menggunakan karbon aktif selama 2-3 hari.
Hasil ekstraksi kemudian diuapkan dengan vacuum evaporator dan diperoleh minyak alga. Kualitas minyak alga hasil ekstraksi selanjutnya dianalisis berdasarkan nilai angka asam, angka penyabunan dan angka iodium menggunakan metode standar, yaitu berturut-turut FBI-A01-03, FBIA03-03 dan FBI-A04-03. Hasil analisis kuantifikasi kadar minyak makroalga yang diuji menunjukkan Nitella sp. 0,61% b/b, Cladophora sp. 0,57% b/b, Hydrodictyon sp. 0,54% b/b, Chara sp. 0,3% b/b, dan Spirogyra sp. 0,15% b/b.
Hasil pengujian kualitas minyak makroalga menunjukkan angka asam pada kisaran 55-143 mg KOH/g yang mengindikasikan kondisi asam tinggi pada minyak alga tersebut, angka penyabunan dengan nilai 400-500 mg KOH/g menunjukkan minyak alga memiliki rantai karbon yang pendek yaitu berada pada kisaran asam butirat (C-4) sehingga lebih cocok dimanfaatkan sebagai sumber pangan (seperti suplemen) dan pakan ternak, dan angka iodium pada kisaran 3-28 g I2/100 g yang berada pada kisaran persyaratan standar bahan baku biodiesel.
Kata Kunci: Makroalga, biodiesel, minyak alga
teks lengkap >>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar