ABSTRAK : Penurunan kualitas air permukaan di Saluran Kalidami disebabkan karena adanya peningkatan buangan air limbah domestik. Hal ini dapat dilihat dari kualitas air permukaan yang tidak sesuai dengan baku mutu. Kadar BOD pada air permukaan sebesar 38,5 mg/L sedangkan pada baku mutu PP Daerah Kota Surabaya No 02 Tahun 2004, Kalidami masuk pada baku mutu kelas III, dengan konsentrasi BOD yang dijinkan sebesar 6 mg/L.
Jika tidak ada pengolahan maka akan menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu kestabilan ekosistem perairan. Dengan kondisi tersebut maka dibutuhkan suatu penelitian tentang pengelolaan air limbah domestik agar tidak terjadi pencemaran yang lebih buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi pengelolaan yang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan teknis lapangan di wilayah tangkapan hujan Anak Saluran Kalidami, Kecamatan Gubeng. Metode penelitian yang dilakukan meliputi penelitian kasus dan lapangan, dan penelitian deskriptif, menggunaan alat bantu kuisioner pada masyarakat. Aspek yang diteliti meliputi, aspek teknis, finansial, sosial-masyarakat, dan kelembagaan.
Hasil penelitian pada aspek teknis menunjukkan bahwa tanaman wetland yang disarankan adalah enceng gondok, dimana kebutuhan luasannya paling memungkinkan, yaitu sebesar 2.490 m2. Ditinjau dari aspek finansial membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 949.661.250,- yang dibayar oleh pemerintah Kota Surabaya, sedangkan biaya pengelolaan yang dibayar oleh penduduk adalah Rp 1000,-per KK per tahun. Jika ditinjau dari aspek sosial, sebanyak 95% responden mendukung sistem pengelolaan tersebut. Peran serta kelembagaan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, yang dapat dilihat pada hasil kuisioner AHP dan analisis SWOT. Posisi strategi pengelolaan air limbah menempati kuadran I yang berarti strategi pengelolaan air limbah dengan sistem sanitasi terpusat dapat dikembangkan secara agresif yaitu dengan memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada.
Jika tidak ada pengolahan maka akan menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu kestabilan ekosistem perairan. Dengan kondisi tersebut maka dibutuhkan suatu penelitian tentang pengelolaan air limbah domestik agar tidak terjadi pencemaran yang lebih buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi pengelolaan yang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan teknis lapangan di wilayah tangkapan hujan Anak Saluran Kalidami, Kecamatan Gubeng. Metode penelitian yang dilakukan meliputi penelitian kasus dan lapangan, dan penelitian deskriptif, menggunaan alat bantu kuisioner pada masyarakat. Aspek yang diteliti meliputi, aspek teknis, finansial, sosial-masyarakat, dan kelembagaan.
Hasil penelitian pada aspek teknis menunjukkan bahwa tanaman wetland yang disarankan adalah enceng gondok, dimana kebutuhan luasannya paling memungkinkan, yaitu sebesar 2.490 m2. Ditinjau dari aspek finansial membutuhkan biaya investasi sebesar Rp. 949.661.250,- yang dibayar oleh pemerintah Kota Surabaya, sedangkan biaya pengelolaan yang dibayar oleh penduduk adalah Rp 1000,-per KK per tahun. Jika ditinjau dari aspek sosial, sebanyak 95% responden mendukung sistem pengelolaan tersebut. Peran serta kelembagaan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, yang dapat dilihat pada hasil kuisioner AHP dan analisis SWOT. Posisi strategi pengelolaan air limbah menempati kuadran I yang berarti strategi pengelolaan air limbah dengan sistem sanitasi terpusat dapat dikembangkan secara agresif yaitu dengan memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada.
Kata kunci : air limbah domestik, enceng gondok, Kalidami, pengelolaan, wetland
teks lengkap >>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar