ABSTRAK : Industri tahu merupakan industri pangan yang banyak menggunakan air, baik untuk sistem operasional maupun sebagai bahan baku produksinya. Industri tahu banyak menghasilkan limbah cair dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Limbah cair industri tahu merupakan salah satu sumber pencemar sehingga dibutuhkan pengolahan limbah yang memadai.
Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah cair, maka proses pengolahan limbah wajib dilakukan sebelum limbah tersebut dibuang ke badan perairan. Pengelolaan limbah bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan bahan-bahan berbahaya serta mikroorganisme patogen. Penanganan secara biologis banyak diterapkan pada limbah cair industri pangan. Salah satu sistem pengolahan limbah secara biologi yang mampu menurunkan kadar cemaran limbah cair industri adalah dengan sistem lumpur aktif (activated sludge). Lumpur aktif juga mampu memetabolisme dan memecah zat-zat pencemar yang ada dalam limbah dan pengolahan limbah ini menggunakan lumpur atau sludge. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan biomassa mikroba dalam lumpur aktif dari tiga jenis lumpur yang berasal dari lumpur selokan industri tahu, lumpur dari Rumah Potong Hewan Pesanggaran dan lumpur dari Sungai Badung yang dikomposisikan menjadi 4 komposisi lumpur yang dibibit dan untuk memperoleh komposisi lumpur terbaik yang diuji cobakan untuk menurunkan COD limbah cair industri tahu. Parameter yang diamati adalah fisik dan kimia.
Penelitian ini dilakukan dengan mengukur perubahan nilai VSS pada empat komposisi lumpur yang dibibit dan COD pada limbah tahu yang diberi percobaan dengan empat komposisi lumpur yang dibibit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial yang terdiri atas dua faktor dengan tiga kali ulangan, yaitu faktor pertama adalah jenis lumpur dan faktor yang kedua adalah waktu inkubasi serta dianalisis secara deskriptif komparatif dan analisis uni-varians. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi lumpur yang terbaik digunakan sebagai lumpur aktif adalah komposisi lumpur yang berasal dari lumpur selokan industri tahu (50 %), lumpur dari Rumah Potong Hewan Pesanggaran (25 %) dan lumpur dari Sungai Badung (25 %) dengan memiliki pertumbuhan biomassa mikroba dengan nilai VSS sebesar 2265 mg/L dan mampu menurunkan nilai COD limbah cair industri tahu yang diolah hingga mencapai 46,645 mg/L.
Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah cair, maka proses pengolahan limbah wajib dilakukan sebelum limbah tersebut dibuang ke badan perairan. Pengelolaan limbah bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan bahan-bahan berbahaya serta mikroorganisme patogen. Penanganan secara biologis banyak diterapkan pada limbah cair industri pangan. Salah satu sistem pengolahan limbah secara biologi yang mampu menurunkan kadar cemaran limbah cair industri adalah dengan sistem lumpur aktif (activated sludge). Lumpur aktif juga mampu memetabolisme dan memecah zat-zat pencemar yang ada dalam limbah dan pengolahan limbah ini menggunakan lumpur atau sludge. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan biomassa mikroba dalam lumpur aktif dari tiga jenis lumpur yang berasal dari lumpur selokan industri tahu, lumpur dari Rumah Potong Hewan Pesanggaran dan lumpur dari Sungai Badung yang dikomposisikan menjadi 4 komposisi lumpur yang dibibit dan untuk memperoleh komposisi lumpur terbaik yang diuji cobakan untuk menurunkan COD limbah cair industri tahu. Parameter yang diamati adalah fisik dan kimia.
Penelitian ini dilakukan dengan mengukur perubahan nilai VSS pada empat komposisi lumpur yang dibibit dan COD pada limbah tahu yang diberi percobaan dengan empat komposisi lumpur yang dibibit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial yang terdiri atas dua faktor dengan tiga kali ulangan, yaitu faktor pertama adalah jenis lumpur dan faktor yang kedua adalah waktu inkubasi serta dianalisis secara deskriptif komparatif dan analisis uni-varians. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi lumpur yang terbaik digunakan sebagai lumpur aktif adalah komposisi lumpur yang berasal dari lumpur selokan industri tahu (50 %), lumpur dari Rumah Potong Hewan Pesanggaran (25 %) dan lumpur dari Sungai Badung (25 %) dengan memiliki pertumbuhan biomassa mikroba dengan nilai VSS sebesar 2265 mg/L dan mampu menurunkan nilai COD limbah cair industri tahu yang diolah hingga mencapai 46,645 mg/L.
Kata kunci: Limbah cair industri tahu, lumpur aktif, COD, VSS dan lumpur
teks lengkap >>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar