| Sapi perah | 
Sapi  perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibandingkan  ternak perah lainnya. Sapi perah sangat efisien dalam mengubah makanan  ternak berupa konsentrat dan hijauan menjadi susu yang sangat bermanfaat  bagi kesehatan. Di negara-negara maju, sapi perah dipelihara dalam  populasi yang tertinggi, karena merupakan salah satu sumber kekuatan  ekonomi bangsa. Sapi perah menghasilkan susu dengan keseimbangan nutrisi  sempurna yang tidak dapat digantikan bahan makanan lain.
Dalam  SK Dirjen Peternakan No. 17 Tahun 1983, dijelaskan definisi susu adalah  susu sapi yang meliputi susu segar, susu murni, susu pasteurisasi, dan  susu sterilisasi. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami  proses pemanasan. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi  sehat. Susu murni diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, tanpa  mengurangi atau menambah sesuatu komponen atau bahan lain. Secara  biologis, susu merupakan sekresi fisiologis kelenjar ambing sebagai  makanan dan proteksi imunologis (immunological protection) bagi bayi  mamalia.
|  | 
| Memerah susu | 
Sejarah  manusia mengonsumsi susu sapi telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum  masehi, ketika manusia mulai mendomestikasi ternak penghasil susu untuk  dikonsumsi hasilnya. Daerah yang memiliki peradaban tinggi seperti  Mesopotamia, Mesir, India, dan Yunani diduga sebagai daerah asal manusia  pertama kali memelihara sapi perah. Hal tersebut ditunjukkan dari  berbagai bukti berupa sisa-sisa pahatan gambar sapi dan adanya  kepercayaan masyarakat setempat yang menganggap sapi sebagai ternak  suci. Pada saat itu pula susu telah diolah menjadi berbagai produk  seperti mentega dan keju. Ketersediaan susu di zaman modern ini  merupakan hasil perpaduan antara pengetahuan tentang susu yang telah  berusia ribuan tahun dengan aplikasi teknologi dan ilmu pengetahuan  modern.

 Prof.  Douglas Goff, seorang dairy scientist dari University of Guelph, Kanada  menyatakan, komposisi susu terdiri atas air (water), lemak susu (milk  fat), dan bahan kering tanpa lemak (solids nonfat). Kemudian, bahan  kering tanpa lemak terbagi lagi menjadi protein, laktosa, mineral, asam  (sitrat, format, asetat, laktat, oksalat), enzim (peroksidase, katalase,  pospatase, lipase), gas (oksigen, nitrogen), dan vitamin (vit. A, vit.  C, vit. D, tiamin, riboflavin). Persentase atau jumlah dari  masing-masing komponen tersebut sangat bervariasi karena dipengaruhi  berbagai faktor seperti faktor bangsa (breed) dari sapi.
Susu  merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik seperti lemak  susu, kasein (protein susu), dan laktosa (karbohidrat susu).
Lemak susu
Persentase  lemak susu bervariasi antara 2,4% – 5,5%. Lemak susu terdiri atas  trigliserida yang tersusun dari satu molekul gliserol dengan tiga  molekul asam lemak (fatty acid) melalui ikatan-ikatan ester (ester  bonds). Asam lemak susu berasal dari aktivitas mikrobiologi dalam rumen  (lambung ruminansia) atau dari sintesis dalam sel sekretori. Asam lemak  disusun rantai hidrokarbon dan golongan karboksil (carboxyl group).  Salah satu contoh dari asam lemak susu adalah asam butirat (butyric  acid) berbentuk asam lemak rantai pendek (short chain fatty acid) yang  akan menyebabkan aroma tengik (rancid flavour) pada susu ketika asam  butirat ini dipisahkan dari gliserol dengan enzim lipase.
Lemak  susu dikeluarkan dari sel epitel ambing dalam bentuk butiran lemak (fat  globule) yang diameternya bervariasi antara 0,1 – 15 mikron. Butiran  lemak tersusun atas butiran trigliserida yang dikelilingi membran tipis  yang dikenal dengan Fat Globule Membran (FGM) atau membran butiran lemak  susu. Komponen utama dalam FGM adalah protein dan fosfolipid  (phospholipid). FGM salah satunya berfungsi sebagai stabilisator  butiran-butiran lemak susu dalam emulsi dengan kondisi encer (aqueous)  dari susu, karena susu sapi mengandung air sekira 87%.
|  | 
| Bottled milk | 
Lemak  susu mengandung beberapa komponen bioaktif yang sanggup mencegah kanker  (anticancer potential), termasuk asam linoleat konjugasi (conjugated  linoleic acid), sphingomyelin, asam butirat, lipid eter (ether lipids),  b-karoten, vitamin A, dan vitamin D. Meskipun susu mengandung asam lemak  jenuh (saturated fatty acids) dan trans fatty acids yang dihubungkan  dengan atherosklerosis dan penyakit jantung, namun susu juga mengandung  asam oleat (oleic acid) yang memiliki korelasi negatif dengan penyakit  tersebut. Lemak susu mengandung asam lemak esensial, asam linoleat  (linoleic acid) dan linolenat (linolenic acid) yang memiliki  bermacam-macam fungsi dalam metabolisme dan mengontrol berbagai proses  fisiologis dan biokimia pada manusia (D. Mc Donagh dkk., 1999).
Protein susu
Protein  dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas rantai  polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida  (peptide linkages). Beberapa protein spesifik menyusun protein susu.  Kasein merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu dan sisanya  berupa whey protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein  terdiri atas beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha-casein, dan  kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organik yang  berlimpah dalam susu bersama dengan lemak dan laktosa.
 Kasein  penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang  dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap  karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu  adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein yang merupakan  protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan.
Kasein  penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang  dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap  karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu  adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein yang merupakan  protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan.Kasein  asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis,  nutrisi, dan produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein  digunakan pula dalam industri pelapisan kertas (paper coating), cat,  pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik.
Pemanasan,  pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan  kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat  pula digunakan untuk memisahkan kasein. Setelah kasein dikeluarkan, maka  protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein.
Whey  protein merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin,  alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA)  adalah contoh dari whey protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein  penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan pokok  dalam sintesis susu.
Dalam  whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor  pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient  transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus.  Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka  beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik.  Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy).
Karbohidrat susu
Karbohirat  merupakan zat organik yang terdiri atas karbon, hidrogen, dan oksigen.  Karbohidrat dapat dikelompokan berdasarkan jumlah molekul gula-gula  sederhana (simple sugars) dalam karbohidrat tersebut. Monosakarida,  disakarida, dan polisakarida merupakan beberapa kelompok karbohidrat.  Laktosa adalah karbohidrat utama susu dengan proporsi 4,6% dari total  susu. Laktosa tergolong dalam disakarida yang disusun dua monosakarida,  yaitu glukosa dan galaktosa. Rasa manis laktosa tidak semanis disakarida  lainnya, semacam sukrosa. Rasa manis laktosa hanya seperenam kali rasa  manis sukrosa.
Laktosa  dapat memengaruhi tekanan osmosa susu, titik beku, dan titik didih.  Keberadaan laktosa dalam susu merupakan salah satu keunikan dari susu  itu sendiri, karena laktosa tidak terdapat di alam kecuali sebagai  produk dari kelenjar susu. Laktosa merupakan zat makanan yang  menyediakan energi bagi tubuh. Namun, laktosa ini harus dipecah menjadi  glukosa dan galaktosa oleh enzim bernama laktase agar dapat diserap  usus.
Enzim  laktase merupakan enzim usus yang digunakan untuk menyerap dan mencerna  laktosa dalam susu. Enzim adalah suatu zat yang bekerja sebagai katalis  untuk melakukan perubahan kimiawi, tanpa diikuti perubahan enzim itu  sendiri. Jika kekurangan enzim laktase dalam tubuhnya, manusia akan  mengalami gangguan pencernaan pada saat mengonsumsi susu. Laktosa yang  tidak tercerna akan terakumulasi dalam usus besar dan akan memengaruhi  keseimbangan osmotis di dalamnya, sehingga air dapat memasuki usus.  Peristiwa tersebut lazim dinamakan intoleransi laktosa.
 Pada  saat bayi, manusia memproduksi sejumlah banyak enzim laktase untuk  mencerna susu. Namun, enzim laktase ini biasanya berkurang pada saat  dewasa yang pada akhirnya menyebabkan manusia tersebut tidak mampu  mencerna laktosa. Kejadian ini biasanya terjadi pada seseorang yang  tidak terbiasa mengonsumsi susu segar sebagai bagian dari menu makanan  sehari-hari. Akibatnya pada saat dewasa tidak memiliki kekebalan  terhadap laktosa, sehingga orang tersebut akan takut mengonsumsi susu  segar. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara mengubah susu menjadi  produk lain seperti yoghurt. Pada yoghurt, laktosa dipecah menjadi lebih  sederhana dengan bantuan bakteri. Intoleransi laktosa disebabkan pula  pengaruh genetic
Pada  saat bayi, manusia memproduksi sejumlah banyak enzim laktase untuk  mencerna susu. Namun, enzim laktase ini biasanya berkurang pada saat  dewasa yang pada akhirnya menyebabkan manusia tersebut tidak mampu  mencerna laktosa. Kejadian ini biasanya terjadi pada seseorang yang  tidak terbiasa mengonsumsi susu segar sebagai bagian dari menu makanan  sehari-hari. Akibatnya pada saat dewasa tidak memiliki kekebalan  terhadap laktosa, sehingga orang tersebut akan takut mengonsumsi susu  segar. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara mengubah susu menjadi  produk lain seperti yoghurt. Pada yoghurt, laktosa dipecah menjadi lebih  sederhana dengan bantuan bakteri. Intoleransi laktosa disebabkan pula  pengaruh geneticMari Kita Kenali Alergi Susu Sapi
Apakah alergi susu sapi itu?
Susu  yang biasa kita minum sebenarnya terdiri dari protein, karbohidrat atau  gula, lemak, vitamin, mineral, dan air. Pada kasus alergi susu sapi,  yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi itu sendiri adalah kandungan  protein dalam susu tersebut. Alergi susu sapi dapat juga terjadi pada  bayi atau anak-anak yang mengonsumsi ASI maupun susu formula. Jika  seorang ibu yang sedang menyusui ternyata juga mengonsumsi susu sapi,  maka diduga hal itu akan mempengaruhi ASInya, sehingga bayi yang  mengonsumsi ASI tersebut akan menunjukkan gejala alergi terhadap susu  sapi. Alergi susu sapi memang merupakan alergi terhadap makanan yang?  sering terjadi pada?bayi atau anak-anak.
Apa saja gejala-gejala alergi susu sapi?
Bayi yang alergi terhadap protein susu sapi biasanya mengalami gejala sebagai berikut:
- eksim
- kulit merah-merah
- nyeri atau kejang perut
- muntah
- diare
|  | 
| Hmm.. | 
Bagaimana cara pengobatan alergi susu sapi?
- Untuk bayi yang diberikan ASI
- Jika si ibu menyusui atau memberikan ASI kepada bayi dan ternyata si buah hati?menderita alergi susu, pemberian ASI tidak perlu dihentikan. Gejala alergi pada bayi dapat dikurangi?dengan cara mengontrol makanan yang dikonsumsi oleh si ibu karena hal itu dapat berpengaruh pada ASI yang dikonsumsi oleh si bayi.
- Untuk bayi yang diberikan susu formula
- Jika bayi dinyatakan menderita alergi susu sapi dan selama ini selalu diberikan susu formula, dokter biasanya akan merekomendasikan untuk mengganti susu formulanya dengan susu?kedelai atau susu formula hidrolisat.
Kapan seorang bayi dapat mengonsumsi lagi makanan hariannya secara normal?
Selama  bayi itu bertumbuh, kita dapat saja mulai memberikan susu sapi ke dalam  makanannya, namun sebaiknya dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.  Dokter biasanya akan merekomendasikan si bayi untuk tidak mengonsumsi  makanan yang mengandung susu pada 12-18 bulan pertama. Dokter kemudian  akan menguji pemberian susu sapi kepada si anak setiap 6 bulan untuk  menetapkan apakah si anak masih alergi terhadap susu atau tidak. Sebelum  dokter menyatakan bahwa si anak sudah aman terhadap alergi susu,  sebaiknya kita jangan mencoba untuk memberikan makanan yang mengandung  susu pada si bayi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Makanan seperti apa yang harus dihindari oleh anak yang menderita alergi susu sapi?
Beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh anak yang menderita alergi susu sapi, yaitu:
- Berbagai jenis susu sapi atau makanan yang mengandung susu sapi (termasuk skim, dried, evaporated maupun condensed milk)
- Lactaid, yaitu produk susu yang diproses secara khusus untuk mereka yang mengalami gangguan lactose intolerance. Lactaid diduga masih mengandung protein susu sapi, jadi sebaiknya jangan diberikan kepada anak-anak yang menderita alergi.
- Mentega atau susu mentega.
- Produk kedelai yang mengandung susu sapi.
- Produk-produk makanan yang mengandung kasein, kaseinat, sodium atau kalsium kaseinat, lactalbumin, dan whey
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar